Langsung ke konten utama

Bersabarlah Maka Kau Akan Beruntung

Adakah manusia yang hidupnya tak memiliki masalah? Adakah manusia yang hidupnya santai-santai saja? Sejatinya, tak ada manusia yang tak memiliki masalah. Adanya ialah manusia yang pandai mengatur diri dan pandai menghadapi masalah. Karena kehidupan akan selalu dibumbui masalah-masalah dan hambatan. Sekecil apapun, seremeh apapun. Begitulah Allah menguji manusia sebagai hambanya dengan diberi ujian.

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : ‘kami telah beriman’ sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta”

(Q.S. Al-Ankabut : 2-3)

Sebagaimana firman Allah di atas. Bahwasanya Allah akan menguji orang-orang beriman sebagaimana Allah telah menguji orang-orang beriman sebelumnya. Apa artinya teman-teman? Maknanya ialah pelajaran kesabaran telah terlebih dahulu ditorehkan oleh orang-orang terdahulu kita. Kita ambil contoh dari para Nabi kita seperti Nabi Ayub, Nabi Muhammad serta para anbiya lainnya dengan kisah kesabaran yang luar biasa.

 Masalah bukan tanda murka Allah , namun ia adalah bukti cinta Allah pada hambanya. Bukti kasih sayang Allah pada hambanya. Ada manusia yang diberi masalah dan diuji melalui harta, melalui jabatan, dan melalui jalan lainnya yang terkadang tak disangka manusia. Bagaimana cara terbaik menghadapi masalah? Jawabannya sederhana teman-teman. Cara terbaik menghadapi masalah adalah dengan Bersabar. Namun , bersabar tak semudah yang diucap lisan. Bagaimana cara terbaik dalam bersabar. Simak ulasan berikut dengan sabar dan hati lapang ya :)

Kata sabar berasal dari bahasa Arab yaitu sobaru yasbiru yang artinya menahan. Secara istilah , sabar adalah menahan diri dari segala macam bentuk kesulitan, kesedihan atau menahan diri dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak disukai. Sabar adalah menahan diri agar tidak mudah marah, berkeluh kesah, benci, dendam, tidak mudah putuh asa, dan semacamnya. Bagaimana teman-teman? Ternyata sabar merupakan perilaku yang cukup sulit bukan? Namun dibalik sulitnya sabar Allah menyimpan kemuliaan bagi orang-orang bersabar.

Berdasarkan definisi tersebut kemudian timbul pertanyaan. Apakah sabar memiliki batasan? Sampai titik mana seseorang dikatakan bersabar dalam hidupnya? Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya kita bercermin pada kisah kesabaran para Anbiya atau para nabi. Nabi adalah manusia utusan Allah yang tak luput pula dari masalah. Salah satu kisah kesabaran yang patut diteladani adalah kisah Nabi Ayub. Nabi Ayub merupakan nabiyullah yang mendapat ujian berupa penyakit kusta yang menimpanya selama 18 tahun. Hingga membuat Nabi Ayub ditinggal orang-orang terkasih seperti sang istri. Tak ayal teman-teman, diberi ujian berupa penyakit selama 18 tahun. Manusia biasa seperti kita tentu tak akan tahan dengan cobaan selama ini bukan. Namun, Nabi Ayub selalu bersabar dan selalu yakin bahwa ujian adalah perantara untuk menaikkan derajat keimanan manusia. Berkat kesabaran Nabi Ayub, suatu hari beliau berdoa kepada Allah. Hingga  beliau berhasil sembuh dari penyakitnya dan kembali berkumpul bersama sang Istri. Sungguh kisah kesabaran yang luar biasa bukan teman-teman. Jadi apa yang dapat kita petik? Apakah kesabaran memiliki batasan? Sabar pada hakikatnya tidak memiliki batasan. Sabar ya sabar. Jika memiliki batas bukan sabar namanya.

Bagaimana jika seseorang menghina agama kita? Patutkah kita bersabar? Dalam kasus ini , kita harus bertindak teman-teman. Bertindak seperti apa? Sangatlah mustahil bukan apabila kita tetap calm down saat agama kita dihina ? Mengenai kasus ini kita dapat merujuk pada suatu hadis yang berbunyi

“Rasul memilih perkara yang ringan jika ada dua pilihan selama tidak mengandung dosa. Jika mengandung dosa, Rasul akan menjauhinya. Demi Allah , beliau tidak pernah marah karena urusan pribadi , tapi jika ajaran Allah dilanggar maka beliau menjadi mara karena Allah (lillah) “

-HR. Bukhari

Sungguh teladan kesabaran yang luar biasa bukan kawan. Rasulullah tidak akan pernah marah atau selalu bersabar untuk perihal pribadi seperti ejekan, hinaan, dan hal lain yang berisfat pribadi. Bahkan beliau selalu bersikap baik pada orang yang mengejeknya. Sebaliknya, apabila urusan agama atau kebenaran didustakan maka Rasulullah tidak akan pernah diam. Beliau menjadi marah karena Allah (lillah). Pelajaran kesabaran inilah yang sangat patut kita teladani teman-teman.


Gagal karena kurang kesabaran

Bersabarlah kawan. Hidup adalah ujian. Ujian adalah tantangan untuk menaikkan derajat manusia. Terkadang kita gagal hanya karena kurang kesabaran. Terkadang kesuksesan yang kita dambakan sudah berada di pelupuk mata, namun karena ketidaksabaran kita akhirnya kita melangkah mundur meninggalkan kesuksesan itu. Sayang sekali bukan? Padahal tinggal selangkah saja maka ia akan tercapai. Hanya membutuhkan sedikit kesabaran untuk mencapainya. Maka, salah satu kunci dalam meraih kesuksesan adalah bersabar. Bersabarlah. Semua ada masanya. Semua akan indah pada saatnya jika kita melaluinya dengan sabar dan taat. Bersabarlah. Yakinlah bahwa semua yang melewatkan kita bukanlah takdir kita dan apa yang menjadi takdir tentu tidak akan melewatkan kita.

 

Ketahuilah! Sesungguhnya bila kalian bersabar atas kesusahan yang sebentar saja, maka kalian akan menikmati kemenangan yang panjang.

(Thariq bin Ziyad, 711)

Sabar merupakan sikap yang sangat mulia. Kemuliaan sabar dibuktikan dengan banyaknya ganjaran bagi orang-orang bersabar. Tak dapat kita pungkiri teman-teman, dalam Al-Quran saja telah digoreskan begitu banyak kemuliaan bagi orang-orang yang bersabar.

Barangkali yang kita butuhkan untuk bertahan di dunia ini hanya bersabar. Bersabar, menerima keadaan serta tidak pernah mengeluh. Kita semua pasti akan menjemput kesuksesan namun dengan penuh kesabaran. Kesabaran bila diimplementasikan dalam kehidupan tentu akan berbuah manis. Kesabaran ibarat menanti buah yang kita idamkan matang. Dalam penantian panjang itu, apabila kita terus bersabar tentu akan merasakan manisnya buah tersebut. Begitu pula dalam perjalanan hidup dan meraih cita-cita. Kesabaran adalah hal mutlak yang diperlukan.


Apakah kesabaran hanya dimaknai sebagai penantian dan perenungan tanpa aksi?

Kesabaran sejatinya ialah menanti dan menahan diri sambil mengisi waktu penantian itu dengan hal yang bermanfaat. Kita ambil contoh sederhana teman-teman. Bagi mahasiswa, kesabaran adalah hal mutlak yang diperlukan. Sabar dalam menanti dosen, sabar dalam menjalani proses, sabar merevisi, sabar, sabar, dan sabar dalam semua kegiatan lainnya. Namun, dalam penantian dan proses bersabar tersebut mahasiswa yang cerdas dan cemerlang tentu tak akan menanti hanya dengan berdiam diri. Ia pasti akan menanti dengan mengisi waktu penantiannya itu dengan hal bermanfaat seperti membaca buku, mengulang materi kuliah pertemuan sebelumnya, membaca Al-Quran dan kegiatan lainnya. Maka dengan cara inilah, kesuksesan mampu diraih. InsyaAllah :)

Teman-teman, tentu kita sering mendengar pepatah Arab yang berbunyi “Man Shabara Zhafira”. Barangsiapa yang bersabar maka ia akan beruntung. Barangsiapa yang bersabar dalam kehidupan ini maka ia akan mendapatkan ganjaran dan kemuliaan janjikan. Barangsiapa yang bersabar maka ia akan mendapatkan apa yang diidamkannya, mungkin tidak di dunia namun boleh jadi di alam keabadian yakni akhirat. Untuk itu, teruslah bersabar dalam mengarungi samudera kehidupan. Teruslah bersabar dan mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat. Pada akhirnya, semua mimpi-mimpi itu pasti terwujud namun ini hanyalah tentang waktu dan kesabaran. Sabarlah. Jangan tergesa-gesa. Sabarlah. Jangan  membandingkan derajat suksesmu dengan sukses orang lain. Semua orang pasti akan meraih mimpinya namun hal itu bergantung pada sejauh mana ia terus berusaha, bersabar , dan melangitkan doa pada sang Kuasa.

Semoga menginspirasi. Maafkan segala kekeliruan dan kesalahan dalam goresan sederhana ini :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perihal Jodoh

  Terlalu menanti   36 : 36 hingga lupa 21 : 35 bisa datang tanpa aba – aba    ***   Manusia mana yang tak tertarik begitu membahas perihal jodoh? Manusia mana yang tak memiliki ketertarikan dengan lawan jenisnya. Setiap manusia tentu memiliki ketertarikan pada lawan jenisnya karena itu adalah fitrah manusia. Namun, cara mereka mengelola ketertarikan itulah yang menjadi pembeda setiap manusia.   Apa yang terlintas dalam benakmu bila mendengar kata ‘jodoh’? pasangan hidup? Pangeran berkuda? Belahan jiwa yang telah lama kau cari? Yaa, agaknya itulah yang muncul dalam benak kita bila mendengar kata jodoh. Siapa yaa jodohku , katanya. Berbicara tentang jodoh berarti berbicara mengenai belahan jiwa. Katanya, Jodoh ibarat kepingan puzzle yang melengkapi hidup kita. Maka, wajar jika kita bertanya-tanya siapa dan di mana   belahan jiwa ini berada. Seperti namanya belahan jiwa maka jika terbelah selamanya ia akan terasa kosong, semacam ada yang kurang dalam hidup. Sudah, sudah jan

TIPS MENULIS ALA TERE LIYE

  “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ―   Pramoedya Ananta Toer   Menulis merupakan proses menuangkan isi pikiran dan gagasan ke dalam sebuah lambang-lambang bahasa. Menulis nyatanya tak semudah membalikkan telapak tangan. Menulis adalah sebuah proses panjang yang memerlukan waktu dan latihan yang rutin. Menulis ibarat pedang yang semakin terasah akan semakin tajam. Artinya semakin dilatih kemampuan menulis akan semakin baik dan berkembang. Berbicara perihal menulis, pikiran sebagian remaja akan tertuju pada sosok bernama Tere Liye. Siapa yang tak mengenal Tere Liye? Seorang penulis terkenal yang telah menerbitkan puluhan novel dengan beragam genre. Dalam  suatu forum workshop kepenulisan yang diadakan pada 22 Desember 2022  di Lombok, Tere Liye hadir membawa obor dengan misi menyebarkan ilmu dan harapan untuk menambah penulis muda bertalenta. Tere Liye memampar

Hiduplah Seperti Dandelion

“Males ah bantu dia. Dia datangnya cuma pas butuh” kata si A sambil bergumam. Teman-teman pernah mengalami situasi seperti ini? Memiliki teman atau seseorang yang terkadang sangat jauh dari kehidupan kita. Lantas , tiba – tiba datang saat menginginkan bantuan atau membutuhkan sesuatu. Pasti ada bukan? Karena manusia di bumi ini memiliki beragam karakter. Maka sepatutnya kita menghargai perbedaan karakter tersebut. Bagaimana reaksi teman-teman jika mendapati seseorang seperti dalam kasus tersebut? Mengabaikannya? Just read pesan WhatsApp yang dikirim untuk memohon bantuan dari kita? Apapun dan bagaimapun reaksi kita sebaiknya kita menanggapinya dengan baik dan bijak kawan-kawan. Lah kok ditanggapi dengan baik dia kan tidak pernah hadir saat kita membutuhkan. Tidak pernah ada saat kita kesusahan. Bukankah sebaiknya kita membantu orang yang setia dan selalu ada bagi kita setiap saat saja?   Baik teman-teman mari kita bahas perihal ini secara perlahan. Selamat membaca dengan hati :)