Langsung ke konten utama

Perihal Jodoh

 



Terlalu menanti  36 : 36 hingga lupa 21 : 35 bisa datang tanpa aba – aba

 

 ***

 

Manusia mana yang tak tertarik begitu membahas perihal jodoh? Manusia mana yang tak memiliki ketertarikan dengan lawan jenisnya. Setiap manusia tentu memiliki ketertarikan pada lawan jenisnya karena itu adalah fitrah manusia. Namun, cara mereka mengelola ketertarikan itulah yang menjadi pembeda setiap manusia. 

Apa yang terlintas dalam benakmu bila mendengar kata ‘jodoh’? pasangan hidup? Pangeran berkuda? Belahan jiwa yang telah lama kau cari? Yaa, agaknya itulah yang muncul dalam benak kita bila mendengar kata jodoh. Siapa yaa jodohku , katanya.

Berbicara tentang jodoh berarti berbicara mengenai belahan jiwa. Katanya, Jodoh ibarat kepingan puzzle yang melengkapi hidup kita. Maka, wajar jika kita bertanya-tanya siapa dan di mana  belahan jiwa ini berada. Seperti namanya belahan jiwa maka jika terbelah selamanya ia akan terasa kosong, semacam ada yang kurang dalam hidup. Sudah, sudah jangan baper :v

Suatu ketika saya tengah berselancar atau bahasa kerennya scrolling di media sosial. Pandangan saya terhenti pada sebuah video yang menampilkan tulisan seperti ini

Terlalu menanti  36 : 36 hingga lupa 21 : 35 bisa datang tanpa aba – aba

 

Menarik sekali karena saya tak mampu menangkap langsung makna kalimat itu. Berpikir sejenak. Hingga akhirnya melihat komentar netizen yang budiman barulah saya memahami maknanya.  Ingin tau maknanya?

Terlalu menanti 36 : 36 , merujuk pada Q.S. 36 ayat 36 yaitu QS. Yaasin: 36 yang artinya

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.”

Ternyata ayat tersebut membahas perihal pasangan atau jodoh. Bahwasanya Tuhan telah menciptakan semua hal secara berpasangan. Jadi jangan khawatir ya para jomblo pasti dapat pasangan kok, karena sudah dijamin oleh Tuhan.

 

hingga lupa 21 : 35 bisa datang tanpa aba – aba, merujuk pada QS. 21 ayat 35 yakni QS. Al- Anbiyaa` ayat 35 yang artinya

“ Tiap – Tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (  yang sebenar – benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”

Ayat ini mengandung fakta yang cukup menyeramkan namun pasti akan kita alami. Dengan merangkai kedua arti dari ayat ini dapat kita tebak makna pernyataan tersebut kan?

 

“ Terlalu menanti jodoh hingga lupa kematian bisa datang tanpa aba-aba”

 

Inilah , fakta yang kita jumpai saat ini. Seringkali kita sedih, galau, merana karena masih jomblo atau belum menikah. Seringkali kita terlalu berharap dan berada dalam penantian panjang akan seorang jodoh. Akan tetapi kita lupa, sepasti apapun, walaupun telah dijamin Tuhan dalam firman-Nya, bukankah jodoh yang paling pasti adalah kematian? Kita tak pernah tau apakah akan menggunakan gaun pengantin sebelum kain kafan atau sebaliknya? Ingin percaya atau tidak percaya perihal jodoh entah itu jodoh berupa manusia atau kematian, keduanya telah dijamin dalam Al – Quran.

 

Perihal Jodoh dan Kematian

Jodoh dan kematian adalah dua hal yang sama. Yaa, coba teliti kembali arti QS. Yaasin ayat 36 berikut

 

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

Ayat di atas mendeskripsikan bahwa kita tentu memiliki pasangan baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. Secara sederhana ayat di atas menyiratkan makna bahwa segala hal di dunia ini diciptakan secara berpasangan antara siang dan malam, serbuk sari dan putik, bahkan kehidupan dan kematian. Jadi sederhananya , manusia memang tidak akan tau siapa jodohnya namun ia pasti akan berjodoh dengan kematian karena jodoh kehidupan adalah kematian.

 

Kini, pertanyaanya bukanlah “siapa jodohku” namun “apa jodohku?” Apakah ia manusia atau kematian ? Tak ada yang tau karena keduanya adalah misteri.

 

Menanti Jodoh

Agaknya sudah cukup jelas kan perihal jodoh? Lalu bagaimana harusnya seorang muslim menanti jodohnya? Bagaimana seorang muslim harus mempersiapkan diri agar mendapat jodoh yang terbaik? Jawabannya ialah dengan tetap menjaga diri agar senantiasa dalam keadaan takwa dan iman yang terbaik.

Menanti jodoh terbaik di dunia tak dilakukan dengan berpacaran.

“Lha emang bisa dapat jodoh kalau nggak pacaran?” Itulah pertanyaan yang terlontar begitu melempar pernyataan di atas.  Akibat asingnya islam di akhir zaman, remaja yang tidak pacaran justru dianggap aneh. Benar bukan? Padahal sangat jelas bahwa Islam melarang segala bentuk zina bahkan mendekati zina pun dilarang.

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk ( QS. Al – Isra : 32)

Dalil di atas menjadi landasan yang sangat kuat bagi kita untuk sebisa mengkin menghindari pacaran.

“Pacaran kan untuk mengenal”

Kenalan kan tidak harus dengan pacaran. Langsung saja datangi orang tuanya kemudian tanyakan karakter anaknya sekalian kenalan dengan orang tuanya :) . Ketahuilah , yang paling tau tentang karakter dan watak si dia atau doi adalah orang tuanya.  Boleh jadi karakter yang ia tunjukkan saat bersama dirimu adalah karakter yang ia sembunyikan di balik topeng kepalsuan.  

“ Saya butuh support sistem biar lebih semangat belajar “

Inilah alasan klasik anak SMP atau SMA untuk berpacaran. Padahal support sistem nggak harus cowok/cewek dan tidak harus dengan pacaran. Bukankah dengan mengingat jerih payah dan keringat orang tua kita adalah support sistem terbaik ?

“ Saya pacaran islami kok, saling mengingatkan dalam shalat, ngaji, dan sebagainya”

Nggak ada namanya pacaran islami. Ingat ya,  setan sangat pandai menyesatkan manusia, jika tidak berhasil membuatnya menjadi jahat ia akan membuatnya seolah terlihat baik dan indah padahal sangat menyesatkan.

Masih ada alibi untuk menghalalkan pacaran? Atau sudah mulai merenung?

Hal  baik dimulai dari sesuatu yang baik. Jodoh yang baik dimulai dari langkah awal yang baik pula yaitu dengan menjaga diri dan terus memperdalam ilmu. Jadi, singkatnya kalau mau jodoh yang baik berusahalah menjadi baik. Kalau kata Ustaz Muzammil “Yang Menjaga Akan Mendapatkan Terjaga” jangan pernah bersedih atau galau hanya karena dirimu jomblo. Air matamu terlalu berharga untuk menangisi itu.  Waktumu terlalu berharga untuk kau buang dalam kegalauanmu pada hal yang tak pasti.

 

“ Wanita – wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita – wanita baik adalah untuk untuk laki-laki yang baik  dan laki – laki yang baik adalah untuk wanita yang baik pula. Mereka (yang dituduh itu) bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan reseki yang mulia ( surga )”

 ( QS. An – Nur : 26 )

 

Antara Baju Pengantin dan Kain Kafan

Sudah sering baca atau nonton kan cerita di mana H – 1 perkawinan sang pengantin malah meninggal atau sehari setelah menikah sang pengantin malah meninggal. Antara pakaian pengantin dan kain kafan, kita tak pernah tau mana yang akan melekat lebih dahulu. Kematian tak menunggu tua, pun tak harus sakit. Satu – satunya yang dapat kita lakukan hanyalah terus menjaga diri dalam kondisi iman dan takwa yang terbaik.

Menantikan jodoh dengan cara menjaga diri sama artinya dengan menjaga diri dari api neraka dan siap menghadapi kematian kapanpun ia hadir. Mengisi waktu penantian dengan terus meningkatkan amal ibadah adalah cara terbaik untuk menanti jodoh entah itu jodoh manusia maupun jodoh kematian.

 

Menanti Kematian

Istilah menanti jodoh sudah sangat lumrah didengar namun menanti kematian adalah istilah yang sangat asing bahkan sangat menyeramkan bukan? Mengapa harus menantikan kematian yang menyeramkan ini? Bagi orang-orang beriman kematian adalah hal yang dirindukan. Mengapa, karena kematian adalah jalan untuk bertemu dengan Rabb-Nya. Bertemu dengan sang Kasih, Rasulullah Saw. Akan tetapi, bertemu dengan mereka bukan merupakan perkara mudah. Mendapat surga setelah kematian tak semudah membalik telapak tangan. Mendapat surga haruslah dengan persiapan yang mantap dan terbaik.

Bagi orang-orang beriman, surga ialah jodoh terbaik yang dinanti. Dalam penantiannya itu, mereka mempersiapkan diri dengan sebaik mugkin. Maka , bagaimana tidak kematian tidak menjadi hal yang dinanti karena ia adalah jalan untuk menemui sang jodoh yang dinanti. Sungguh indah bukan ? Yaa, sirah para teladan di zaman dahulu memang sangat indah dan luar biasa.

Komentar

  1. Waahhh keren, bener bener menginspirasi!! Semangat menulisnya min ✨✨

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MENULIS ALA TERE LIYE

  “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ―   Pramoedya Ananta Toer   Menulis merupakan proses menuangkan isi pikiran dan gagasan ke dalam sebuah lambang-lambang bahasa. Menulis nyatanya tak semudah membalikkan telapak tangan. Menulis adalah sebuah proses panjang yang memerlukan waktu dan latihan yang rutin. Menulis ibarat pedang yang semakin terasah akan semakin tajam. Artinya semakin dilatih kemampuan menulis akan semakin baik dan berkembang. Berbicara perihal menulis, pikiran sebagian remaja akan tertuju pada sosok bernama Tere Liye. Siapa yang tak mengenal Tere Liye? Seorang penulis terkenal yang telah menerbitkan puluhan novel dengan beragam genre. Dalam  suatu forum workshop kepenulisan yang diadakan pada 22 Desember 2022  di Lombok, Tere Liye hadir membawa obor dengan misi menyebarkan ilmu dan harapan untuk menambah penulis muda bertalenta. Tere Liye memampar

Hiduplah Seperti Dandelion

“Males ah bantu dia. Dia datangnya cuma pas butuh” kata si A sambil bergumam. Teman-teman pernah mengalami situasi seperti ini? Memiliki teman atau seseorang yang terkadang sangat jauh dari kehidupan kita. Lantas , tiba – tiba datang saat menginginkan bantuan atau membutuhkan sesuatu. Pasti ada bukan? Karena manusia di bumi ini memiliki beragam karakter. Maka sepatutnya kita menghargai perbedaan karakter tersebut. Bagaimana reaksi teman-teman jika mendapati seseorang seperti dalam kasus tersebut? Mengabaikannya? Just read pesan WhatsApp yang dikirim untuk memohon bantuan dari kita? Apapun dan bagaimapun reaksi kita sebaiknya kita menanggapinya dengan baik dan bijak kawan-kawan. Lah kok ditanggapi dengan baik dia kan tidak pernah hadir saat kita membutuhkan. Tidak pernah ada saat kita kesusahan. Bukankah sebaiknya kita membantu orang yang setia dan selalu ada bagi kita setiap saat saja?   Baik teman-teman mari kita bahas perihal ini secara perlahan. Selamat membaca dengan hati :)