Terlalu menanti 36 : 36 hingga lupa 21 : 35 bisa datang tanpa
aba – aba
Manusia mana yang tak tertarik begitu
membahas perihal jodoh? Manusia mana yang tak memiliki ketertarikan dengan
lawan jenisnya. Setiap manusia tentu memiliki ketertarikan pada lawan jenisnya
karena itu adalah fitrah manusia. Namun, cara mereka mengelola ketertarikan
itulah yang menjadi pembeda setiap manusia.
Apa yang terlintas dalam benakmu bila
mendengar kata ‘jodoh’? pasangan hidup? Pangeran berkuda? Belahan jiwa yang
telah lama kau cari? Yaa, agaknya itulah yang muncul dalam benak kita bila
mendengar kata jodoh. Siapa yaa jodohku , katanya.
Berbicara tentang jodoh berarti berbicara
mengenai belahan jiwa. Katanya, Jodoh ibarat kepingan puzzle yang melengkapi hidup
kita. Maka, wajar jika kita bertanya-tanya siapa dan di mana belahan jiwa ini berada. Seperti namanya belahan
jiwa maka jika terbelah selamanya ia akan terasa kosong, semacam ada yang
kurang dalam hidup. Sudah, sudah jangan baper :v
Suatu ketika saya tengah berselancar atau
bahasa kerennya scrolling di media
sosial. Pandangan saya terhenti pada sebuah video yang menampilkan tulisan
seperti ini
Terlalu menanti 36 : 36 hingga
lupa 21 : 35 bisa datang tanpa aba – aba
Menarik sekali karena
saya tak mampu menangkap langsung makna kalimat itu. Berpikir sejenak. Hingga
akhirnya melihat komentar netizen yang budiman barulah saya memahami
maknanya. Ingin tau maknanya?
Terlalu menanti 36 : 36 , merujuk pada Q.S. 36 ayat 36 yaitu QS. Yaasin: 36 yang
artinya
“Maha
Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa
yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak
mereka ketahui.”
Ternyata ayat tersebut
membahas perihal pasangan atau jodoh. Bahwasanya Tuhan telah menciptakan semua
hal secara berpasangan. Jadi jangan khawatir ya para jomblo pasti dapat
pasangan kok, karena sudah dijamin oleh Tuhan.
hingga lupa 21 : 35 bisa datang tanpa aba – aba, merujuk pada QS. 21 ayat 35 yakni QS. Al- Anbiyaa`
ayat 35 yang artinya
“ Tiap – Tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan ( yang sebenar – benarnya). Dan
hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”
Ayat ini mengandung
fakta yang cukup menyeramkan namun pasti akan kita alami. Dengan merangkai
kedua arti dari ayat ini dapat kita tebak makna pernyataan tersebut kan?
“
Terlalu menanti jodoh hingga lupa kematian bisa datang tanpa aba-aba”
Inilah , fakta yang kita jumpai saat ini.
Seringkali kita sedih, galau, merana karena masih jomblo atau belum menikah. Seringkali
kita terlalu berharap dan berada dalam penantian panjang akan seorang jodoh.
Akan tetapi kita lupa, sepasti apapun, walaupun telah dijamin Tuhan dalam
firman-Nya, bukankah jodoh yang paling pasti adalah kematian? Kita tak pernah
tau apakah akan menggunakan gaun pengantin sebelum kain kafan atau sebaliknya?
Ingin percaya atau tidak percaya perihal jodoh entah itu jodoh berupa manusia
atau kematian, keduanya telah dijamin dalam Al – Quran.
Perihal Jodoh dan
Kematian
Jodoh dan kematian
adalah dua hal yang sama. Yaa, coba teliti kembali arti QS. Yaasin ayat 36
berikut
“Maha Suci Tuhan yang telah
menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh
bumi dan dari diri mereka maupun dari
apa yang tidak mereka ketahui.”
Ayat
di atas mendeskripsikan bahwa kita tentu memiliki pasangan baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui. Secara sederhana ayat di atas menyiratkan makna bahwa segala hal di
dunia ini diciptakan secara berpasangan antara siang dan malam, serbuk sari dan
putik, bahkan kehidupan dan kematian. Jadi sederhananya , manusia memang tidak
akan tau siapa jodohnya namun ia pasti akan berjodoh dengan kematian karena
jodoh kehidupan adalah kematian.
Kini,
pertanyaanya bukanlah “siapa jodohku” namun “apa jodohku?” Apakah ia manusia
atau kematian ? Tak ada yang tau karena keduanya adalah misteri.
Menanti Jodoh
Agaknya sudah cukup
jelas kan perihal jodoh? Lalu bagaimana harusnya seorang muslim menanti
jodohnya? Bagaimana seorang muslim harus mempersiapkan diri agar mendapat jodoh
yang terbaik? Jawabannya ialah dengan tetap menjaga diri agar senantiasa dalam
keadaan takwa dan iman yang terbaik.
Menanti jodoh terbaik di dunia
tak dilakukan dengan berpacaran.
“Lha
emang bisa dapat jodoh kalau nggak pacaran?” Itulah
pertanyaan yang terlontar begitu melempar pernyataan di atas. Akibat asingnya islam di akhir zaman, remaja
yang tidak pacaran justru dianggap aneh. Benar bukan? Padahal sangat jelas
bahwa Islam melarang segala bentuk zina bahkan mendekati zina pun dilarang.
Dan janganlah kamu
mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu
jalan yang buruk ( QS. Al – Isra : 32)
Dalil di atas menjadi landasan
yang sangat kuat bagi kita untuk sebisa mengkin menghindari pacaran.
“Pacaran
kan untuk mengenal”
Kenalan kan tidak harus dengan
pacaran. Langsung saja datangi orang tuanya kemudian tanyakan karakter anaknya
sekalian kenalan dengan orang tuanya :) . Ketahuilah , yang paling tau tentang
karakter dan watak si dia atau doi adalah orang tuanya. Boleh jadi karakter yang ia tunjukkan saat
bersama dirimu adalah karakter yang ia sembunyikan di balik topeng kepalsuan.
“
Saya butuh support sistem biar lebih semangat belajar “
Inilah alasan klasik anak SMP
atau SMA untuk berpacaran. Padahal support
sistem nggak harus cowok/cewek dan tidak harus dengan pacaran. Bukankah
dengan mengingat jerih payah dan keringat orang tua kita adalah support sistem terbaik ?
“
Saya pacaran islami kok, saling mengingatkan dalam shalat, ngaji, dan
sebagainya”
Nggak ada namanya pacaran
islami. Ingat ya, setan sangat pandai
menyesatkan manusia, jika tidak berhasil membuatnya menjadi jahat ia akan
membuatnya seolah terlihat baik dan indah padahal sangat menyesatkan.
Masih ada alibi untuk
menghalalkan pacaran? Atau sudah mulai merenung?
Hal baik dimulai dari sesuatu yang baik. Jodoh
yang baik dimulai dari langkah awal yang baik pula yaitu dengan menjaga diri
dan terus memperdalam ilmu. Jadi, singkatnya kalau mau jodoh yang baik
berusahalah menjadi baik. Kalau kata Ustaz Muzammil “Yang Menjaga Akan Mendapatkan Terjaga” jangan pernah bersedih atau
galau hanya karena dirimu jomblo. Air matamu terlalu berharga untuk menangisi
itu. Waktumu terlalu berharga untuk kau
buang dalam kegalauanmu pada hal yang tak pasti.
“ Wanita – wanita yang
keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita – wanita baik adalah untuk untuk
laki-laki yang baik dan laki – laki yang
baik adalah untuk wanita yang baik pula. Mereka (yang dituduh itu) bersih dari
apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan
reseki yang mulia ( surga )”
( QS. An – Nur : 26 )
Antara
Baju Pengantin dan Kain Kafan
Sudah sering baca atau nonton kan cerita di
mana H – 1 perkawinan sang pengantin malah meninggal atau sehari setelah
menikah sang pengantin malah meninggal. Antara pakaian pengantin dan kain
kafan, kita tak pernah tau mana yang akan melekat lebih dahulu. Kematian tak
menunggu tua, pun tak harus sakit. Satu – satunya yang dapat kita lakukan
hanyalah terus menjaga diri dalam kondisi iman dan takwa yang terbaik.
Menantikan jodoh dengan cara menjaga diri sama
artinya dengan menjaga diri dari api neraka dan siap menghadapi kematian
kapanpun ia hadir. Mengisi waktu penantian dengan terus meningkatkan amal
ibadah adalah cara terbaik untuk menanti jodoh entah itu jodoh manusia maupun
jodoh kematian.
Menanti
Kematian
Istilah menanti jodoh sudah sangat lumrah
didengar namun menanti kematian adalah istilah yang sangat asing bahkan sangat
menyeramkan bukan? Mengapa harus menantikan kematian yang menyeramkan ini? Bagi
orang-orang beriman kematian adalah hal yang dirindukan. Mengapa, karena
kematian adalah jalan untuk bertemu dengan Rabb-Nya. Bertemu dengan sang Kasih,
Rasulullah Saw. Akan tetapi, bertemu dengan mereka bukan merupakan perkara
mudah. Mendapat surga setelah kematian tak semudah membalik telapak tangan.
Mendapat surga haruslah dengan persiapan yang mantap dan terbaik.
Bagi orang-orang beriman, surga ialah jodoh
terbaik yang dinanti. Dalam penantiannya itu, mereka mempersiapkan diri dengan
sebaik mugkin. Maka , bagaimana tidak kematian tidak menjadi hal yang dinanti
karena ia adalah jalan untuk menemui sang jodoh yang dinanti. Sungguh indah
bukan ? Yaa, sirah para teladan di zaman dahulu memang sangat indah dan luar
biasa.
Waahhh keren, bener bener menginspirasi!! Semangat menulisnya min ✨✨
BalasHapus