Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

TIPS MENULIS ALA TERE LIYE

  “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ―   Pramoedya Ananta Toer   Menulis merupakan proses menuangkan isi pikiran dan gagasan ke dalam sebuah lambang-lambang bahasa. Menulis nyatanya tak semudah membalikkan telapak tangan. Menulis adalah sebuah proses panjang yang memerlukan waktu dan latihan yang rutin. Menulis ibarat pedang yang semakin terasah akan semakin tajam. Artinya semakin dilatih kemampuan menulis akan semakin baik dan berkembang. Berbicara perihal menulis, pikiran sebagian remaja akan tertuju pada sosok bernama Tere Liye. Siapa yang tak mengenal Tere Liye? Seorang penulis terkenal yang telah menerbitkan puluhan novel dengan beragam genre. Dalam  suatu forum workshop kepenulisan yang diadakan pada 22 Desember 2022  di Lombok, Tere Liye hadir membawa obor dengan misi menyebarkan ilmu dan harapan untuk menambah penulis muda bertalenta. Tere Liye memampar

Wujudkan Pemerataan Pendidikan, Raih Kemerdekaan Belajar

   Oleh : LINA AGUSTINA   Universitas Mataram  "Melupakan satu hal berarti dapat membuat kefatalan yang cukup besar." *** Nelson Mandela, tokoh revolusioner antiapatride dan Presiden Afrika Selatan  menyatakan bahwa pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan, Anda dapat mengubah dunia. Pendidikan sebagai senjata paling mematikan karena dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan karakter sebagai bekal hidupnya. Pendidikan ibarat pabrik untuk menempa dan membentuk sumber daya agar siap menghadapi kehidupan. Untuk itu, pemerataan pendidikan adalah solusi untuk memajukan sebuah bangsa. Dengan meratanya kualitas pendidikan maka kualitas Sumber Daya Manusia juga akan sama di setiap daerah di suatu bangsa. Bagaimanakah makna pemerataan pendidikan? Apakah pemerataan pendidikan hanya bermakna penyetaraan kualitas sarana dan prasana? Setiap warga negara Indonesia berhak dan wajib mendapatkan pendidikan yang layak. Ha

Perihal Jodoh

  Terlalu menanti   36 : 36 hingga lupa 21 : 35 bisa datang tanpa aba – aba    ***   Manusia mana yang tak tertarik begitu membahas perihal jodoh? Manusia mana yang tak memiliki ketertarikan dengan lawan jenisnya. Setiap manusia tentu memiliki ketertarikan pada lawan jenisnya karena itu adalah fitrah manusia. Namun, cara mereka mengelola ketertarikan itulah yang menjadi pembeda setiap manusia.   Apa yang terlintas dalam benakmu bila mendengar kata ‘jodoh’? pasangan hidup? Pangeran berkuda? Belahan jiwa yang telah lama kau cari? Yaa, agaknya itulah yang muncul dalam benak kita bila mendengar kata jodoh. Siapa yaa jodohku , katanya. Berbicara tentang jodoh berarti berbicara mengenai belahan jiwa. Katanya, Jodoh ibarat kepingan puzzle yang melengkapi hidup kita. Maka, wajar jika kita bertanya-tanya siapa dan di mana   belahan jiwa ini berada. Seperti namanya belahan jiwa maka jika terbelah selamanya ia akan terasa kosong, semacam ada yang kurang dalam hidup. Sudah, sudah jan